Saat Acara Wisuda, Jadi Peluang Bagi Pengusaha Penjual Bunga
Tasik Kota - Qjabar.com
Tradisi memberikan hadiah wisuda, terutama bunga, dimanfaatkan oleh sebagian orang sebagai salah satu peluang usaha,salah satunya Deni, pria muda yang sehari-harinya berjualan boneka ini mulai menjadi penjual bunga di acara wisuda sejak satu tahun terakhir.
"Saya baru tiga tahun ini jual bunga, ya cari pengalaman berdagang diluar daerah,karena aslinya dari Purwakarta,menurutnya biar gak bosen ya keluar daerah sekali-kali, bahkan saya pernah jual bunga wisuda sampe ke Unsri di Palembang itu, Metro, Pringsewu, sekalian jalan-jalan kan," katanya.
Bunga-bunga yang dijualnya, kata dia, didatangkan langsung dari Bandung. Harga bunga yang dijualnya pun beragam, untuk bunga mawar asli, pertangkai dihargai Rp10 ribu-Rp15 ribu. Rangkaian bunga mawar asli ukuran sedang (5-6 tangkai mawar) dijual Rp25 ribu-Rp30 ribu, dan ukuran besar (7-9 tangkai mawar) dijual Rp50 ribu-Rp60 ribu.Dalam satu ikatan ada bunga Mawar,bunga aster dan pikok,bunga kertas, tambahnya, satu tangkai dijual Rp5 ribu-Rp10 ribu, rangkaian sedang Rp30 ribu, dan rangkaian besar Rp40 ribu.
Tidak hanya bunga, Dani juga menyediakan boneka wisuda dan boneka biasa dalam kemasan parsel dan kotak. Untuk boneka wisuda kecil dijual Rp20 ribu dan besar Rp30 ribu. Boneka biasa kemasan parsel dan kotak dijual Rp40 ribu-Rp45 ribu, sambungnya.
Dalam sekali wisuda, Dani mengaku mendapat keuntungan sebesar Rp400 ribu-Rp500 ribu.
"Untungnya ya Rp400 ribu sampai Rp500 ribu itu lah. Kalau saya jualan gak cari untung gede, tipis aja yang penting barang abis," jelasnya.
Penjual bunga yang lain, Vina mengaku bunga yang paling banyak dicari adalah bunga asli dan rangkaian bunga dari bahan flanel.
"Rata, semua pada dicari. Cuma kalau yang paling banyak ya bunga asli sama flanel ini. Lebih bagus asli, kalau asli kan ada kayak kesan tertentu, beda aja sama yang palsu-palsu gini, kalau flanel karena rangkaiannya yang bagus," ujarnya.
Menurutnya, warna bunga yang paling laris dibeli konsumen adalah warna-warna seperti merah, putih, dan merah muda.
"Warna-warna mawar sih mba, merah, putih,Biru,tosca terus pink juga. Paling banyak kejual tuh merah, kali karena merah tu tanda sayang ya, gak tahu juga sih saya kenapa, cuma yang paling banyak dicari sih yang ada mawar merahnya," paparnya.
Sesama penjual bunga, Andin mengatakan jika bunga-bunga yang dijualnya tidak habis terjual maka itu menjadi resiko yang harus ditanggung sendiri.
"Kalau gak abis ya resiko, namanya kita udah beli. Kalau yang asli kan paling taruh rumah, dua hari juga layu. Kalau yang palsu masih kita rawat, buat dijual lagi nanti pas ada wisudaan," katanya.
Bunga-bunga asli yang dijual , merupakan bunga dari petani di Bandung. Bunga asli dibeli per ikat (20 tangkai) dengan harga Rp25 ribu-Rp35 ribu, sambungnya. Dengan tambahan modal plastik, pita, dan isoltip, Ia dan rekannya merangkai sendiri bunga yang dijualnya.
"Rangkai sendiri sama temen-temen, jadi beli berapa ikat gitu dari petani langsung di Bandung. Sampe sini kebanyakan diambilin sama mahasiswa-mahasiswa tuh sama ibu-ibunya buat dijual lagi, jadi mereka ambil dulu kesaya, nanti baru bayar setelah laku," tambahnya.
Meilina juga mengatakan jika setiap acara wisuda, memberikan bunga sudah menjadi tradisi sejak lama.
"Tradisi kayaknya ya sekarang, entah dari kapan. Saya kasih bunga mawar, buat temen. Iya sih yang gede, asli juga, biar lebih berkesan dan spesial," ucapnya.
Sebagai sahabat, Yuli juga memberikan rangkaian bunga untuk temannya yang wisuda hari ini.
"Bunga asli, yang setangkaian aja sih, soalnya banyak temennya. Jadi biar kebagian semua saya beli yang setangkai. Malu lah masa ngasih yang palsu, ketara bener murahnya," katanya kepada Q"Jabar.com,Sabtu 03 November 2018.
Jurnalis.(dan)
Tradisi memberikan hadiah wisuda, terutama bunga, dimanfaatkan oleh sebagian orang sebagai salah satu peluang usaha,salah satunya Deni, pria muda yang sehari-harinya berjualan boneka ini mulai menjadi penjual bunga di acara wisuda sejak satu tahun terakhir.
"Saya baru tiga tahun ini jual bunga, ya cari pengalaman berdagang diluar daerah,karena aslinya dari Purwakarta,menurutnya biar gak bosen ya keluar daerah sekali-kali, bahkan saya pernah jual bunga wisuda sampe ke Unsri di Palembang itu, Metro, Pringsewu, sekalian jalan-jalan kan," katanya.
Bunga-bunga yang dijualnya, kata dia, didatangkan langsung dari Bandung. Harga bunga yang dijualnya pun beragam, untuk bunga mawar asli, pertangkai dihargai Rp10 ribu-Rp15 ribu. Rangkaian bunga mawar asli ukuran sedang (5-6 tangkai mawar) dijual Rp25 ribu-Rp30 ribu, dan ukuran besar (7-9 tangkai mawar) dijual Rp50 ribu-Rp60 ribu.Dalam satu ikatan ada bunga Mawar,bunga aster dan pikok,bunga kertas, tambahnya, satu tangkai dijual Rp5 ribu-Rp10 ribu, rangkaian sedang Rp30 ribu, dan rangkaian besar Rp40 ribu.
Tidak hanya bunga, Dani juga menyediakan boneka wisuda dan boneka biasa dalam kemasan parsel dan kotak. Untuk boneka wisuda kecil dijual Rp20 ribu dan besar Rp30 ribu. Boneka biasa kemasan parsel dan kotak dijual Rp40 ribu-Rp45 ribu, sambungnya.
Dalam sekali wisuda, Dani mengaku mendapat keuntungan sebesar Rp400 ribu-Rp500 ribu.
"Untungnya ya Rp400 ribu sampai Rp500 ribu itu lah. Kalau saya jualan gak cari untung gede, tipis aja yang penting barang abis," jelasnya.
Penjual bunga yang lain, Vina mengaku bunga yang paling banyak dicari adalah bunga asli dan rangkaian bunga dari bahan flanel.
"Rata, semua pada dicari. Cuma kalau yang paling banyak ya bunga asli sama flanel ini. Lebih bagus asli, kalau asli kan ada kayak kesan tertentu, beda aja sama yang palsu-palsu gini, kalau flanel karena rangkaiannya yang bagus," ujarnya.
Menurutnya, warna bunga yang paling laris dibeli konsumen adalah warna-warna seperti merah, putih, dan merah muda.
"Warna-warna mawar sih mba, merah, putih,Biru,tosca terus pink juga. Paling banyak kejual tuh merah, kali karena merah tu tanda sayang ya, gak tahu juga sih saya kenapa, cuma yang paling banyak dicari sih yang ada mawar merahnya," paparnya.
Sesama penjual bunga, Andin mengatakan jika bunga-bunga yang dijualnya tidak habis terjual maka itu menjadi resiko yang harus ditanggung sendiri.
"Kalau gak abis ya resiko, namanya kita udah beli. Kalau yang asli kan paling taruh rumah, dua hari juga layu. Kalau yang palsu masih kita rawat, buat dijual lagi nanti pas ada wisudaan," katanya.
Bunga-bunga asli yang dijual , merupakan bunga dari petani di Bandung. Bunga asli dibeli per ikat (20 tangkai) dengan harga Rp25 ribu-Rp35 ribu, sambungnya. Dengan tambahan modal plastik, pita, dan isoltip, Ia dan rekannya merangkai sendiri bunga yang dijualnya.
"Rangkai sendiri sama temen-temen, jadi beli berapa ikat gitu dari petani langsung di Bandung. Sampe sini kebanyakan diambilin sama mahasiswa-mahasiswa tuh sama ibu-ibunya buat dijual lagi, jadi mereka ambil dulu kesaya, nanti baru bayar setelah laku," tambahnya.
Meilina juga mengatakan jika setiap acara wisuda, memberikan bunga sudah menjadi tradisi sejak lama.
"Tradisi kayaknya ya sekarang, entah dari kapan. Saya kasih bunga mawar, buat temen. Iya sih yang gede, asli juga, biar lebih berkesan dan spesial," ucapnya.
Sebagai sahabat, Yuli juga memberikan rangkaian bunga untuk temannya yang wisuda hari ini.
"Bunga asli, yang setangkaian aja sih, soalnya banyak temennya. Jadi biar kebagian semua saya beli yang setangkai. Malu lah masa ngasih yang palsu, ketara bener murahnya," katanya kepada Q"Jabar.com,Sabtu 03 November 2018.
Jurnalis.(dan)
Tidak ada komentar